Protes Aturan Ekstradisi, Warga Hong Kong Gelar Demo Besar-Besaran
Senin, 10 Juni 2019
Tulis Komentar
Konten [Tampil]
Hong Kong -Warga Hong Kong melaksanakan demonstrasi besar-besaran terkait planning penerapan undang-undang ekstradisi. Demonstrasi ini disebut yang terbesar semenjak tahun 1997.
Dilansir dari AFP, Senin (10/6/2019), demo tersebut terjadi pada Minggu (9/6) siang waktu setempat. Kerumunan massa memprotes planning China yang memungkinkan ekstradisi ke daratan utama yang disebut menjerumuskan para pemimpin pro-Beijing ke dalam krisis.
Pihak yang mengorganisir agresi menyampaikan ada lebih dari satu juta orang yang ikut unjuk rasa tersebut. Demo itu meminta pemerintah membatalkan undang-undang ekstradisi yang direncanakan.
Penampakan massa agresi di Hong Kong ( Foto: DALE DE LA REY / AFP) |
Para pemimpin Hong Kong yang pro-Beijing mendorong RUU melalui dewan legislatif yang akan memungkinkan ekstradisi ke yurisdiksi mana pun yang belum mempunyai perjanjian - termasuk China. Namun, tawaran itu memicu protes dan melahirkan oposisi yang menyatukan banyak sekali bab kota.
"Pemerintah tidak sanggup mengabaikan angka-angka ini. Jika mereka benar-benar menentukan untuk tidak menanggapi tuntutan kami, kami tidak akan mengesampingkan lebih banyak tindakan," kata pengunjuk rasa, Peter Chan (21) kepada AFP.
Selama lebih dari enam jam kerumunan orang ramai melewati kota sambil meneriakkan, 'Singkirkan aturan kejahatan!' dan 'Oppose China extradition!'.
"Ada 1.030.000 orang di pawai hari ini," kata seorang orator kepada kerumunan di luar gedung legislatif yang mendorong hiruk-pikuk sorak-sorai dan tepuk tangan ketika pendatang gres terus bergabung.
Polisi, yang memperlihatkan angka yang jauh lebih rendah daripada penyelenggara. Polisi menyebut massa yang ikut demo berjumlah 240.000.
Belum terang apakah kepemimpinan sentra keuangan ketika ini akan bergerak sesuai tuntutan massa. Pemimpin kota yang ditunjuk, Carrie Lam, telah mempertaruhkan reputasi politiknya pada RUU tersebut.
Massa agresi di Hong Kong (Foto: DALE DE LA REY / AFP) |
Mengabaikan protes sanggup memicu kemarahan atau bahkan kembali ke kerusuhan tahun 2014 ketika para demonstran pro-demokrasi mengambil alih persimpangan utama kota selama dua bulan. Penyelenggara demo mereka akan meningkatkan tindakan mereka jikalau pemerintah tidak membatalkan RUU tersebut.
Tapi mundurnya Lam mungkin akan menjadikan perlawanan dan menciptakan murka Beijing. Beberapa pemimpin senior Partai Komunis di China telah menyuarakan pertolongan untuk RUU tersebut.
Dalam sebuah pernyataan Minggu malam pemerintah menggambarkan protes itu sebagai pola orang Hong Kong yang memakai kebebasan berekspresi mereka tetapi tidak memberi sinyal kompromi dan mendesak legislator untuk terus memperdebatkan RUU tersebut.
Pengacara, kelompok bisnis, aktivis, jurnalis, dan kekuatan barat semuanya menyuarakan kekhawatiran. Para pemimpin Hong Kong menyampaikan UU itu diharapkan untuk menyumbat celah dan menghentikan kota itu menjadi daerah persembunyian bagi para buronan dari China.
Mereka menyampaikan para nakal dan pengkritik tidak akan diekstradisi. Desakan terhadap keberadaan RUU itu sendiri disebut dibutuhkan demi secepatanya mengekstradisi seorang laki-laki Hong Kong yang dicari di Taiwan alasannya membunuh pacarnya.
Tetapi para kritikus khawatir undang-undang itu akan melibatkan orang-orang di sistem pengadilan China yang tidak terang dan terpolitisasi serta menyampaikan pemerintah memakai kasus Taiwan sebagai Kuda Troya.
Pemerintahan Lam sendiri telah menghapus sembilan kejahatan ekonomi dari daftar pelanggaran yang sanggup diekstradisi dan menyampaikan hanya pelanggaran yang dituntut tujuh tahun atau lebih penjara yang akan dipertimbangkan. Permintaan hanya akan dipertimbangkan dari otoritas penuntutan tinggi Tiongkok.
Langkah-langkah itu menerima sambutan hati-hati dari beberapa kelompok bisnis, tetapi yang lain memakai keputusan itu sebagai pengukuhan rahasia bahwa pengadilan Tiongkok tidak memihak.
Banyak dari pengunjuk rasa menyampaikan mereka tidak lagi percaya pemerintah Hong Kong menepati kesepakatan bahwa kritikus tidak akan pernah dikirim ke China. Kecurigaan terhadap China sendiri diperburuk oleh serangkaian penghilangan orang-orang populer yang kemudian muncul dalam tahanan di sana, termasuk sekelompok penerbit dan seorang miliarder yang menghilang dari sebuah hotel terkenal.
Sumber detik.com
Belum ada Komentar untuk "Protes Aturan Ekstradisi, Warga Hong Kong Gelar Demo Besar-Besaran"
Posting Komentar