Biaya Pengiriman Mayat Yang Menambah Duka

Konten [Tampil]
Biaya Pengiriman Jenazah yang Menambah DukaFoto: Ilustrasi oleh Basith Subastian
Jakarta -Tahun 2013 lalu, ada kisah perihal seorang pesepak bola asal Kamerun, Salomon Begondo, yang meninggal dunia di Indonesia. Saat hendak dipulangkan ke negaranya, biaya yang diharapkan mencapai Rp 130 juta. Tak ada biaya, mayat pun sempat tersimpan usang di rumah sakit.

Kisah Salomon yaitu salah satu dari sekelumit kisah perihal persoalan biaya pengiriman jenazah. Tak ada yang jelas, seberapa besar biaya resminya. Untuk setiap kasus berbeda-beda, tergantung arah tujuannya. Tak jarang, ada yang mematok harga seenaknya, memanfaatkan murung keluarga yang 'rela' merogoh kocek berapa pun demi momen terakhir bersama keluarga yang meninggal dunia atau memulangkan mayat semoga dapat dimakamkan di kampung halaman.


Cerita lain tiba dari seorang TKI berjulukan Tusikin yang meninggal dunia di Taiwan pada 2013 lalu. Dia ditawari biaya pemulangan mayat mencapai ratusan juta rupiah, namun sehabis ditawar harganya menjadi Rp 43 juta. Dengan harga itu pun keluarga masih keberatan. Ibunda Tusikin kesudahannya mencari dana ke mana-mana, demi dapat melihat anaknya untuk terakhir kali.

Vice President Cargo Bus Angkasa Pura II, Siswanto, menyampaikan jumlah pengguna jasa kargo pengiriman mayat di Bandara Soekarno-Hatta cukup tinggi. Pada 9 April lalu, AP II menciptakan kegiatan layanan satu pintu untuk pengiriman jenazah, dan semenjak itu ada sekitar 40 pengiriman yang sudah dilakukan. Artinya, jikalau dirata-rata, ada sekitar dua pengiriman mayat dalam sehari.

Selama ini, mayat dikirim lewat event organizer atau calo-calo yang mematok harga tinggi. Tak semua orang tahu bagaimana mekanisme pengiriman mayat yang benar. Tak heran, harga yang ditawarkan pun tidak jelas.

"Dari pengalaman kita di lapangan, keluarga biasanya tiba saja di airport, kemudian mereka ingin mengantar sanak keluarganya yang meninggal, ibaratnya berapa pun biaya akan dibayarkan," terang Siswanto ketika berbincang dengan detikcom, Kamis (28/4/2016).

Siswanto pernah menemukan beberapa kasus pengiriman mayat yang dipatok dalam jumlah besar. Ada pengiriman ke kota Medan dari Jakarta dipatok hingga Rp 20 juta. Ada juga yang lebih dari itu. Padahal harga sebenarnya, dapat jauh lebih murah.

Karena itu, AP II menciptakan layanan satu pintu untuk memudahkan keluarga yang hendak mengirim jenazah. Mereka menggandeng kawan yang memperlihatkan servis berjulukan Human Remains Service. 


Anda pernah punya pengalaman mengirim mayat memakai pesawat? Bagaimana kisah ketika proses pengurusannya? Benarkah biayanya sangat mahal? Menurut Anda, bagaimana solusinya terkait persoalan ini? Silakan menyebarkan kisah ke masalahsolusi@detik.com. Jangan lupa sertakan nomor kontak Anda.

Sumber detik.com

Belum ada Komentar untuk "Biaya Pengiriman Mayat Yang Menambah Duka"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel