Mpr Sebut Ada 2 Ideologi Luar Yang Berbahaya Bagi Milenial
Rabu, 07 November 2018
Tulis Komentar
Konten [Tampil]
Jakarta -Dua ideologi transnasional yang membonceng kemajuan teknologi informasi terus bekerja secara masif untuk menghancurkan generasi muda Indonesia. Jika pola pikir generasi muda sebagai aset bangsa sudah rusak, impian bangsa Indonesia pun akan pupus untuk mempunyai pemimpin masa depan yang baik.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Ahmad Basarah ketika memperlihatkan ceramah kebangsaan dan Pancasila. Acara seminar bertajuk "Pemuda dan Tantangan Membumikan Pancasila di Zaman Now" itu digelar di Hotel Selecta, Kota Batu, Jawa Timur, Selasa (6/11/2018).
"Karena itulah diharapkan filter besar lengan berkuasa terhadap ideologi transnasional tersebut. Mengapa ikan di bahari tidak asin rasanya? Karena ikan mempunyai insang yang merupakan filter. Begitu juga dengan generasi muda, harus mempunyai filter, harus mempunyai saringan biar ideologi transnasional tidak gampang masuk dan menghipnotis pola pikir generasi muda," ujar Basarah dalam keterangan tertulis.
Basarah menjelaskan bahwa kedua ideologi besar tersebut ialah liberalisme dan fundamentalisme pasar serta fundamentalisme agama. Keduanya telah dengan konkret bekerja di Indonesia.
Menurutnya, paham fundamentalisme yang bersumber dari paham individualisme dan liberalisme menegaskan kepentingan komunal serta mengedepankan kepentingan individu. Salah satu cara bekerja ideologi liberalisme, lanjutnya, ialah dengan adanya kampanye LGBT dan kesepakatan nikah sejenis atas nama Hak Azasi Manusia (HAM).
"Tren dunia memperlihatkan sudah ada 10 negara dunia yang melegalkan kesepakatan nikah sejenis. Bahkan fenomena di Malang sendiri dengan terang di jejaring sosial bergentayangan akun-akun dan grup yang vulgar mempertontonkan hubungan LGBT," terang Basarah.
Di sudut lain, lanjutnya, funadamentalisme dan radikalisme berbasis agama juga muncul. Hal ini bukan hanya sebatas isapan jempol melainkan telah nyata-nyata dan terlihat.
Berbagai temuan forum survei nasional memperlihatkan dengan terang perilaku dan pandangan pelajar serta guru agama yang cenderung bersikap intoleran. Sebagai contoh, ia memaparkan temuan survei PPIM UIN Jakarta tahun 2018 memperlihatkan 63,07% guru muslim mempunyai opini intoleran terhadap agama lain.
Ia juga menyebut adanya temuan survei Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LAKIP) pada tahun 2011 yang memperlihatkan bahwa 76,2% guru agama Islam baiklah dengan penerapan syariat Islam di Indonesia.
"Tingkatan ekstrimisme yang paling parah dan sudah menjadi fakta di tanah air ialah banyak sekali rentetan tindakan tindak pidana terorisme di Tanah Air. Kita tentu saja masih ingat bagaimana insiden pengeboman di Surabaya yang dilakukan oleh satu keluarga," terang mantan Sekjen Presidium GMNI periode 1996-1999 tersebut.
Untuk diketahui, program sosialiasi Empat Pilar tersebut dibuka oleh Walikota Batu Dra. Hj. Dewanti Rumpoko, M.Si dengan ucapan Bismillah. Acara tersebut juga dihadiri oleh Wakil Walikota Batu Ir. H. Punjul Santoso, M.M, perwakilan Pepabri, perwakilan veteran, Perwakilan Dewan Harian Nasional Cabang Kota Batu 45, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Ada juga 350 siswa-siswi SMA, SMU, Sekolah Menengah kejuruan se-Kota Batu, Jawa Timur, dan 54 guru pendamping pengajar mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
Sumber detik.com
Belum ada Komentar untuk "Mpr Sebut Ada 2 Ideologi Luar Yang Berbahaya Bagi Milenial"
Posting Komentar