Kemensos Siapkan Langkah Penanganan Karhutla Di Sumatera-Kalimantan

Konten [Tampil]

Foto: Dok. Kemensos
Jakarta -Kementerian Sosial (Kemensos) telah menyiapkan dan melaksanakan lima langkah penanganan dan pengendalian terhadap efek kebakaran hutan dan lahan (kahutla) yang terjadi di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Salah satunya melaksanakan konsolidasi internal dengan jajaran Kemensos dari Pusat sampai ke daerah.

Konsolidasi dilakukan untuk memastikan langkah langkah teknis yang dilakukan di lapangan sanggup berjalan dengan baik dan terkoordinasi.

"Antara lain dengan penyiapan safe house, penyaluran logistik, dan pengerahan Taruna Siaga Bencana (Tagana), TKSK dan banyak sekali Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial di daerah," kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis, Selasa (17/9/2019).

Kedua, lanjut Agus, mendirikan beberapa safe house dan posko di masing-masing kabupaten/kota terdampak. Safe House disiapkan dengan akomodasi air purifier yang ideal dengan luas ruangan (yakni 1 unit untuk ruangan seluas 20 meter persegi), 2 unit tabung gas oksigen, seluruh ruangan tertutup rapat, disediakan velbed, serta didukung Tim Layanan Dukungan Psikososial dan kesehatan/tim medis.

"Untuk Safe House Kemensos bekerja sama dengan kementerian/lembaga/instansi/pemda terkait yakni Kemenkes, Kementerian PUPR, BNPB, TNI, Polri, BPBD, Dinas Sosial Provinsi, dan kabupaten/kota," kata Agus.

Total Safe House penanganan korban asap karhutla sebanyak 47 unit tersebar di 16 provinsi dan sanggup menampung sampai 5.000 per hari. Safe House berada di kantor dinas sosial provinsi, UPT Kemensos, Panti Sosial milik Dinsos, dan 12 aula SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah).

Langkah selanjutnya yaitu menciptakan dan berbagi surat edaran Kepada Dinas Sosial yang terdampak biar sanggup mengoptimalkan potensi sumber yang ada menyerupai Tagana, Pelopor Perdamaian, Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Kampung Siaga Bencana (KSB), Sahabat Tagana dan para relawan kemanusiaan lainnya.

"Tagana telah diturunkan untuk membantu memadamkan api kebakaran hutan dan lahan di antaranya di Kabupaten Indragiri Hulu dan Kabupaten Kampar," katanya.

Keempat, menyiapkan barang persediaan (bufferstock) logistik peristiwa untuk memenuhi kebutuhan dasar warga yang terdampak. Pemenuhan kebutuhan dasar bagi korban peristiwa sosial terdiri dari pangan, sandang, pelayanan psikososial.

"Apabila korban peristiwa mengungsi maka kebutuhan dasar yang harus disiapkan selain tiga hal tersebut yaitu penyediaan air higienis dan sanitasi dan dapur umum," terperinci Agus.

Kelima, menyiapkan peralatan operasional yang diharapkan dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Peralatan operasional mencakup air purifier, tabung gas oksigen, ruangan tertutup dan tersedia velbed, truk tangki air, dapur umum lapangan, tenda serba guna untuk posko, kebutuhan logistik, perlengkapan Tagana (sepatu boots, masker, helm, seragam dan alat komunikasi), peralatan medis (kerja sama dengan poliklinik/puskesmas terdekat), serta membagikan masker kepada pengguna jalan dan belum dewasa sekolah.

Menurut Agus, kelima upaya yang dilakukan tersebut merupakan amanat Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 perihal Penanggulangan Bencana dan Instruksi Presiden RI No. 11 Tahun 2015 Tentang Peningkatan Dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan kepada 26 Kementerian/ forum termasuk Kementerian Sosial.

"Kemensos siap menindaklanjuti perintah Bapak Presiden, serta hasil keputusan Rapat Kabinet terbatas yang sacara khusus di laksanakan di Pekanbaru Riau. Sesuai kiprah dan fungsi Kemensos yakni penanganan bagi korban terdampak peristiwa kebakaran, seluruh jajaran Kemensos siap melaksanakan langkah-langkah cepat di lapangan," pungkasnya.

Prihatin Karhutla, 'Golongan Hutan' Ajak Warga Peduli Hutan:

[Gambas:Video 20detik]

Sumber detik.com