Kalah Saing Didalam Negeri, Banyak Sarjana Kini Menjadi Tki - Diluar Negeri Banyak Tki Jadi Sarjana
Kamis, 03 Oktober 2019
Tulis Komentar
Konten [Tampil]
SUARABMI.COM - Selama ini, faktor ekonomi merupakan faktor utama penyebab animo masyarakat yang begitu tinggi untuk mencari kerja di luar negeri sebagai TKI. Selain duduk kasus kemiskinan dan kesulitan ekonomi yang menghimpit, terbatasnya lapangan kerja juga menjadi alasan.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Kelembagaan Kemnaker Rendra Setiawan SS dalam Sarasehan Migrant Day yang diadakan di Balai Kartini Universitas Ma Chung tadi (20/12).
"Faktor utama yakni ekonomi keluarga," ujarnya.
Ia melanjutkan, masih ada beberapa faktor lain yang ikut menjadi daya dorong masyarakat untuk mencari kerja ke luar negeri. Salah satunya, banyaknya pesaing sarjana yang menjadikan mereka kalah saing.
"Banyak lulusan SD SMP datang ke kota besar mencari pekerjaan di pabrik, mall, dan instansi yang lain itu susah alasannya ialah pesaingnya kebanyakan S1 dan S2. Sehingga akhirnya menetapkan memilih menjadi TKI," pungkasnya.
[ads-post]
Tentunya, selain itu ada faktor perbandingan honor yang menggiurkan. Di luar negeri, ajun rumah tangga sanggup digaji hingga empat kali lipat lebih besar dari ajun rumah tangga dalam negeri.
"Bekerja sebagai ajun rumah tangga di Jakarta paling banyak ya dua juta rupiah, tapi jikalau di Hongkong atau Taiwan hingga 8 juta setengah rupiah," paparnya.
Dengan banyaknya masyarakat yang berminat menjadi TKI, pemerintah memperlihatkan pusat layanan dan jaringan perlindungan, baik itu dari BPJS atau yang lainnya. Untuk diketahui, masyarakat juga sanggup mengurus semua dokumennya dalam satu atap yakni Pekerja Migran Indonesia (PMI).
"Kami juga mendirikan pusat terpadu satu atap Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk menyatukan semua layanan pembuatan paspor, KTP, SKCK satu tempat. Kita sanggup mengurus semua surat yang diharapkan sehingga efektivitas dan ekonomis biaya," ungkapnya.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Kelembagaan Kemnaker Rendra Setiawan SS dalam Sarasehan Migrant Day yang diadakan di Balai Kartini Universitas Ma Chung tadi (20/12).
"Faktor utama yakni ekonomi keluarga," ujarnya.
Ia melanjutkan, masih ada beberapa faktor lain yang ikut menjadi daya dorong masyarakat untuk mencari kerja ke luar negeri. Salah satunya, banyaknya pesaing sarjana yang menjadikan mereka kalah saing.
"Banyak lulusan SD SMP datang ke kota besar mencari pekerjaan di pabrik, mall, dan instansi yang lain itu susah alasannya ialah pesaingnya kebanyakan S1 dan S2. Sehingga akhirnya menetapkan memilih menjadi TKI," pungkasnya.
[ads-post]
Tentunya, selain itu ada faktor perbandingan honor yang menggiurkan. Di luar negeri, ajun rumah tangga sanggup digaji hingga empat kali lipat lebih besar dari ajun rumah tangga dalam negeri.
"Bekerja sebagai ajun rumah tangga di Jakarta paling banyak ya dua juta rupiah, tapi jikalau di Hongkong atau Taiwan hingga 8 juta setengah rupiah," paparnya.
Baca Juga:
- Suami Di Taiwan Setahun Tak Hubungi Istri Dan Anak, Saat Disusul Ternyata Sudah Punya Pacar Baru Di Taiwan
- Ngadu Ke Anak Majikan Alasannya Yaitu Ialah Ia Diajak Hohohihe Oleh Akongnya, Tkw Ini Malah Disuruh Pulang Indonesia Saja Kalau Tak Mau Melayani
- Ibunya Jadi Tkw Di Luar Negeri Anaknya Dirumah Jadi Pengemis, Kasihan Banget Anak Ini Tak Ada Kawasan Tinggal
"Kami juga mendirikan pusat terpadu satu atap Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk menyatukan semua layanan pembuatan paspor, KTP, SKCK satu tempat. Kita sanggup mengurus semua surat yang diharapkan sehingga efektivitas dan ekonomis biaya," ungkapnya.
Sumber https://www.suarabmi.com
Sumber https://mediatkinews.blogspot.com
Belum ada Komentar untuk "Kalah Saing Didalam Negeri, Banyak Sarjana Kini Menjadi Tki - Diluar Negeri Banyak Tki Jadi Sarjana"
Posting Komentar