Kemenperin Ciptakan Lingkungan Industri Di Ponpes Banyuwangi

Konten [Tampil]
Kemenperin Ciptakan Lingkungan Industri di Ponpes BanyuwangiKemenperin Ciptakan Lingkungan Industri di Ponpes Banyuwangi/Foto: Ardian Fanani

Banyuwangi -Kementerian Perindustrian (Kemenperin) makin gencar membuat wirausaha gres di lingkungan pondok pesantren melalui kegiatan Santripreneur. Upaya ini dimaksudkan biar para lulusan pondok pesantren sanggup turut mendorong penumbuhan industri kecil dan menengah (IKM).

Sebagai implementasi dari Santri Berindustri, kegiatan bimbingan teknis dan pemberian mesin/peralatan pengolahan roti diberikan kepada santriwan dan santriwati Ponpes Mabadiul Ihsan, yang digelar di Hotel Santika, Jumat (4/10/2019).

"Selama ini, kami terus melaksanakan banyak sekali kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat khususnya pada pengembangan IKM di forum pendidikan keagamaan termasuk pondok pesantren," kata Dirjen IKMA Kemenperin Gati Wibawaningsih kepada detikcom.

Berdasarkan sensus Kementerian Agama di tahun 2014-2015, jumlah pondok pesantren di Indonesia diperkirakan sebanyak 28.961 yang tersebar di seluruh provinsi dengan total santri sekitar 4.028.660 santri. Dari total 28.961 pondok pesantren, sekitar 23.331 pondok pesantren (80 persen) di antaranya tersebar di empat provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten.

"Dengan jumlah pondok pesantren dan santri yang cukup besar, pondok pesantren mempunyai potensi yang strategis untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional salah satunya melalui penumbuhan wirausaha industri gres di lingkungan pondok pesantren," terang Gati.

Gati menjelaskan, kegiatan Penumbuhan Wirausaha Baru IKM di Pondok Pesantren Mabadiul Ihsan diberikan dalam bentuk bimbingan teknis serta fasilitasi mesin/peralatan produksi roti, yang dilaksanakan pada tanggal 3 - 6 Oktober 2019.


Selain pelaksanaan bimbingan teknis WUB, pada kesempatan ini Ditjen IKMA Kementerian Perindustrian juga memperlihatkan pemberian sebanyak 16 jenis mesin peralatan pengolahan roti.

"Fasilitasi ini kami berikan biar sanggup dipergunakan untuk meningkatkan produktivitas para santri dalam pengolahan produksi roti." ungkapnya.

Hingga ketika ini, Ditjen IKMA terus terlibat aktif dalam menumbuhkan santripreneur, Gati menyampaikan semenjak tahun 2013, Ditjen IKMA telah membina sebanyak 41 pondok pesantren dengan lebih dari 4.000 santri telah diberikan training produksi, serta motivasi kewirausahaan.

"Cakupan ruang lingkup pembinaan kami diantaranya training produksi dan pemberian mesin/peralatan di bidang: olahan pangan & minuman (roti dan kopi); perbengkelan roda dua; kerajinan boneka dan kain perca; konveksi busana muslim & seragam; daur ulang sampah dan produksi pupuk organik cair," tambahnya.

Gati menambahkan, dalam implementasi Santripreneur, Kemenperin mempunyai dua model penumbuhan wirausaha industri gres dan pengembangan unit industri di pondok pesantren, yaitu model Santri Berindustri dan Santri Berkreasi. Sedangkan, model Santri Berkreasi merupakan kegiatan kegiatan training dan pendampingan dalam pengembangan potensi kreatif para santri maupun alumni yang terpilih dari beberapa pondok peantren untuk menjadi seorang profesional di bidang seni visual, animasi dan multimedia sesuai standar industri ketika ini.

"Langkah ini dibutuhkan mendorong unit industri tersebut menjadi tempat magang para sumber daya insan di lingkungan pesantren," ungkapnya.


"Saya berharap sinergi yang dibangun antara Kementerian Perindustrian, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi serta Pondok Pesantren Mabadiul Ihsan ini sanggup meningkatkan jumlah wirausaha industri gres dan berkontribusi berbagi pemberdayaan ekonomi berbasis pondok pesantren yang pada alhasil berdampak nyata terhadap ekonomi nasional."jelasnya.

Pimpinan Pondok Pesantren Mabadiul Ihsan, Bapak K.H. Masyukur Wardi, menyambut baik pelaksanaan kegiatan Santripreneur yang diinisiasi oleh Kemenperin, alasannya sanggup menambah kegiatan nyata bagi para santri di lingkungan pondok. Selain itu, melalui perjuangan para santri nanti, dibutuhkan sanggup berkhasiat bagi masyarakat dalam menumbuhkan perekonomian kawasan setempat menyerupai absorpsi tenaga kerja.

"Kami ucapkan terima kasih atas pemberian dan bimbingan dari Kementerian Perindustrian. Ini dibutuhkan sanggup menjadi ilmu kelak nanti para santri lulus mondok," tambahnya.

Pondok Pesantren yang mempunyai 1.700 santri ini juga mempunyai unit perjuangan berupa Batik dan Pengolahan Sari Buah yang dihasilkan para santri di lingkungan pesantren.

Terpisah, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut baik kegiatan yang digelar oleh Kementerian Perindustrian untuk para santri di Banyuwangi. Diakui Anas, Banyuwangi merupakan basis pondok pesantren. Sangat sempurna sekali kegiatan bimbingan dan pemberian pemberian pribadi kepada santri.

Banyuwangi sendiri, kata Anas, telah melaksanakan banyak sekali kegiatan untuk para santri. Diantaranya ialah ajang Santripreneurship, dimana Banyuwangi ingin mencetak para santri sebagai wirausahawan yang sukses.

"Kami gelar kegiatan ini biar para santri menjadi sukses kelak nanti lulus mondok. Selanjutnya mereka akan jadi pengusaha dan sukses dalam berkarier dan beribadah," tambahnya.

Sumber detik.com

Belum ada Komentar untuk "Kemenperin Ciptakan Lingkungan Industri Di Ponpes Banyuwangi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel