Sidang Ketahanan Pangan Global, Ri Sampaikan Kebijakan Tingkatkan Kesetaraan
Senin, 21 Oktober 2019
Tulis Komentar
Konten [Tampil]
Roma -Delegasi Indonesia berpartisipasi dalam Sidang Komite Ketahanan Pangan Global (Committee on World Food Security/CFS) ke-46 yang berlangsung pada tanggal 14-18 Oktober 2019 di kantor sentra Food and Agriculture Organisation (FAO) di Roma, Italia. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, Wakil Tetap RI untuk FAO, Duta Besar Esti Andayani, didampingi Tenaga Ahli Menteri Pertanian, perwakilan dari Kemenko Perekonomian dan Kementerian Luar Negeri.
Dalam salah satu side event bertema "Fighting Hunger between Rights and Inequalities" yang dilaksanakan di sela-sela sidang CFS ke-46 pada hari Senin (14/10), Indonesia menjadi salah satu pembicara dan memberikan pentingnya pengarusutamaan pendekatan hak atas pangan dalam pencapaian ketahanan pangan.
Kepala BKP Kementan, Dr. Agung Hendriadi memberikan bahwa kesetaraan merupakan prinsip penting yang harus terus diupayakan dalam implementasi hak atas pangan. Indonesia telah menyebarkan kerangka kebijakan untuk memperkuat hak atas pangan. Undang-Undang Dasar 1945 telah menjamin hak atas pangan sebagai komponen dasar untuk membuat sumber daya insan berkualitas.
Selain itu, Indonesia juga telah memberdayakan kelompok perempuan tani untuk memanfaatkan pekarangan rumah sebagai sumber pangan keluarga sekaligus sumber aksesori pendapatan melalui agenda Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Sampai ketika ini, Indonesia telah memberdayakan lebih dari 20 ribu kelompok perempuan tani, atau setara dengan sekitar 600 ribu rumah tangga petani atau 2,5 juta masyarakat. Upaya yang dilakukan tersebut telah berdampak pada penurunan rasio gini dan tingkat kemiskinan, khususnya kemiskinan pedesaan.
Data BPS menawarkan persentase penduduk miskin menurun dari 11,25 persen pada tahun 2014 menjadi 9,82 persen pada tahun 2018. Selain itu, inflasi pangan menurun dari 10,5 persen pada tahun 2014 menjadi 3,41 persen pada tahun 2018.
Menurut Kepala BKP, upaya Indonesia membangun ketahanan pangan telah berhasil mengurangi prevalensi stunting, wasting dan overweight, serta menurunkan angka rawan pangan dari 16,94 persen pada tahun 2014 menjadi 8,23 persen pada 2018.
Apresiasi Terhadap Implementasi Hak atas Pangan di Indonesia
Sementara itu pada side event hari Rabu (16/10), panelis dari Pelapor Khusus Hak Atas Pangan PBB, Ibu Hilal Elver mengapresiasi keseriusan Indonesia dalam memperjuangkan hak atas pangan.
Keseriusan itu terlihat dari penyusunan kerangka kebijakan terkait hak atas pangan, menyerupai Undang-Undang Dasar '45 dan UU Pangan No. 18 tahun 2012, serta implementasinya untuk mengangkat derajat masyarakat Indonesia, khususnya di pedesaan.
"Kami mengapresiasi Pemerintah Indonesia dalam keseriusannya untuk memperjuangkan hak atas pangan bagi masyarakat," ujar Hilal menyerupai disampaikan dalam rilis pers KBRI Roma, Kamis (17/10/2019). Dia juga menambahkan, bahwa santunan hak atas pangan di bawah peraturan perundang-undangan ialah bentuk santunan yang paling efektif, alasannya hak atas pangan dilindungi oleh konstitusi negara yang mempunyai kekuatan hukum.
"Memasukkan pendekatan hak atas pangan dalam peraturan perundang-undangan sanggup mengubah contoh pikir masyarakat, sehingga hak atas pangan sanggup terimplementasi dengan baik," imbuhnya.
Peringatan Hari Pangan Sedunia 2019 dan HUT ke-74 FAO di Roma
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Watapri untuk FAO, Duta Besar Esti Andayani, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan RI, dan Staf Ahli Mentan RI beserta delegasi telah menghadiri Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2019 dan HUT ke-74 FAO di Kantor Pusat FAO di Roma, Italia disela-sela pelaksanaan CFS ke-46 (16/10). Tema Peringatan kali ini ialah "Our actions are our future, healthy diets for a #ZeroHunger world" (aksi kita ialah masa depan kita, diet sehat untuk dunia bebas kelaparan).
Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte memberikan pidato kehormatan yang menekankan pentingnya transformasi diet global menuju diet sehat menurut budaya tradisional, dengan visi masa depan yang berkelanjutan. Selain itu, seluruh pemangku kepentingan perlu berkontribusi untuk membuat kala gres kolaborasi pembangunan secara berkesinambungan dan bersinergi untuk mendukung negara-negara rawan konflik dan mitigasi dampak perubahan iklim.
Peringatan HPS di Roma diisi pula dengan Kuliah Umum dari Prof. Jeffrey Sachs (Columbia University) yang mengambil tema pangan, pertanian dan pembangunan berkelanjutan. Para pimpinan UN - Rome Based Agencies (RBAs), PM Italia, dan seluruh negara anggota juga melihat presentasi foto publikasi peringatan HPS di seluruh dunia, termasuk di Jakarta.
Sumber detik.com
Belum ada Komentar untuk "Sidang Ketahanan Pangan Global, Ri Sampaikan Kebijakan Tingkatkan Kesetaraan"
Posting Komentar