Kunjungan Mpr Di Malaysia Banjir Pertanyaan Soal Tki Dan Kewarganegaraan
Selasa, 17 November 2015
Tulis Komentar
Konten [Tampil]
Kuala Lumpur -Antusiasme masyarakat Indonesia yang hadir dalam sosialisasi 4 pilar di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, Malaysia, terlihat ketika diberi kesempatan bertanya kepada tim delegasi MPR yang dipimpin Oesman Sapta alias Oso. Mereka banyak bertanya perihal nasib tenaga kerja Indonesia (TKI) hingga problem kewarganegaraan.
Tim delegasi yang dipimpin Oso itu diikuti oleh sejumlah anggota dewan yaitu Abdul Kadir Karding (PKB), Abdul Malik Haramain (PKB), M Idris Laena (Golkar), Hermanto (PKS), Zainut Tauhid (PPP) dan Djoni Rolindrawan (Hanura) serta dari kelompok DPD yaitu Djasarmen Purba, Delis Jukarson Hehi dan Eni Sumarni.
Salah satunya yaitu WNI berjulukan Usman yang menanyakan apa efek pengamalan 4 pilar dengan nasib para TKI di luar negeri. Hal itu eksklusif dijawab eksklusif oleh Oso.
"Itulah sebabnya kita hadir di sini. Kedua 4 pilar ini tidak sanggup hanya sepotong-sepotong kita bahas. Tidak sanggup sejam dua jam. Harus 3 hari 3 malam, gres sanggup dilihat, tapi situasi saya sanggup memahami KBRI ini sedang mempunyai kiprah yang sangat padat, bukan kita ya, dan juga bukan salah KBRI juga ya, jadi tolong dipahami. Bahwa MPR atau dewan perwakilan rakyat belum menghayati, justru ini perintah Undang-undang untuk menghayati,"jawab Oso.
Zainut Tauhid dari PPP pun ikut menimpali. Menurut Zainut pengamalan 4 pilar harus dilakukan bersama dan tentunya dilakukan pemimpin biar sanggup dicontoh rakyatnya.
"Kehadiran kita di sini untuk mengingatkan kembali nilai-nilai yang sangat luhur: Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Masyarakat yang masih lihat pemimpinnya, jikalau pemimpin berbuat baik maka akan dilihat oleh rakyatnya," kata Zainut.
Setelah itu, ada pula seorang pelajar berjulukan Rizki Abdillah yang menantang delegasi MPR untuk menawarkan referensi nyata perihal hasil dari sosialisasi 4 pilar. Selain itu, beliau juga sempat menanyakan pendapat para anggota dewan soal kewarganegaraan.
"Setelah bapak-bapak semua merencanakan ke negara-negara kemudian sosialisasi, bisakah menawarkan bukti atau hasil yang nyata terkait kunjungan sosialisasi? Ketika Bapak Presiden kita ke Amerika, ada wacana pelegalan 2 kewarganegaraan lantaran merasa dirinya belum sejahtera, bagaimana melihat lunturnya nasionalisme terkait hal ini?" tanya Rizki.
Untuk menjawab hal itu, politisi PKB Abdul Kadir Karding memberikan misi utama dalam kunjungan kerja yaitu diplomasi. Melalui diplomasi, lanjut Kadir, banyak permasalahan yang terjadi di luar negeri sanggup diselesaikan.
"Ada 2 misi utama, misi yang pertama tentu kita sebagai negara yang masuk dalam lingkungan global tentu harus ada diplomasi di aneka macam bidang, saya mengikuti di dua dan tiga titik, diplomasi itu menawarkan pemahaman yang lebih perihal Indonesia. Termasuk juga di bidang politik, contohnya dengan Australia, supaya mereka tidak mengganggu kita. Soal TKI misal referensi sanggup diselesaikan dengan kekeluargaan, lantaran ada dinamika, salah satu misi itu yakni itu ekonomi, budaya dan politik," ucap Karding.
"Yang kedua, ini pengalaman saya, teman-teman diaspora yang mempunyai nasab, darah Indonesia. Kami kemarin ke Prancis, kita diskusi soal Pancasila, di antara ketua diaspora itu keturunan Maluku, saya tidak hafal Pancasila. Hasil survei 40-45 ditanya itu yang hafal 45 persen. Betapa pentingnya kesegaran," lanjutnya.
Setelah itu, ada seorang TKI berjulukan Dewi Kholifah yang bertanya kembali soal nasib TKI. Dewi menyebut TKI tidak seharusnya dieksekusi di negara lain.
"Kenapa pemerintah Indonesia membiarkan TKI dieksplorasi oleh Kemendagri Malaysia? TKI dihentikan memperpanjang visa kerja mereka sendiri, yakni tidak masuk akal TKI dihukum," tanya Dewi.
Politisi asal Hanura, Djoni Rolindrawan pun menyampaikan bahwa ketika ini dewan perwakilan rakyat tengah menggodok RUU Ketenagakerjaan. Nantinya dibutuhkan melalui aturan itu, nasib para TKI lebih terang dan terjamin.
"Sekarang sudah diadakan revisi dan sudah ke Baleg dan tinggal menunggu diparipurnakan, awal tahun depan disahkan. Kalau sebutannya ketika itu, tenaga kerja Indonesia, nanti pekerja Indonesia luar negeri," ucap Djoni.
"Penempatan dan perlindungan, kini diutamakan perlindungan, mulai dari awal hingga purna, supaya tidak ada cita-cita lagi untuk bekerja ke luar negeri. Dan banyak sekali masukan dari masyarakat termasuk Migrant Care, saya juga pernah jadi TKI, 7 tahun jadi TKI di luar negeri, banyak kementerian yang seakan-akan melindungi tapi kenyataannya tidak melindungi, sudah dikompilasi dan hanya belum sanggup diakses lantaran masih RUU, nanti kita lihat bagaimana pemerintah memakai hal itu," imbuh Djoni.
Setelah acara, tim delegasi MPR dan seluruh masyarakat Indonesia yang hadir ikut berfoto bersama. Oso juga sempat meladeni ibu-ibu yang berebutan untuk selfie.
(dhn/Hbb) Sumber detik.com
Belum ada Komentar untuk "Kunjungan Mpr Di Malaysia Banjir Pertanyaan Soal Tki Dan Kewarganegaraan"
Posting Komentar