Kadiv Imigrasi Jateng Pernah Diorder Kirim Mahasiswa Ke Taiwan
Kamis, 03 Januari 2019
Tulis Komentar
Konten [Tampil]
Ramli HS (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom)
Semarang -Divisi Keimigrasian Kemenkumham Jawa tengah ikut mengecek kabar 300 mahasiswa Indonesia yang kerja paksa di Taiwan. Diduga mereka memakai alasan beasiswa untuk ke luar negeri.Kadiv Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Jateng, Ramli HS, menyampaikan pihaknya sebelumnya sudah mengetahui isu tersebut. Ramli yang dulu menjabat Kepala Bagian Imigrasi KDEI Ramli HS di Taipei pernah mendapatkan ajakan dari suatu pihak untuk memberangkatkan mahasiswa ke Taiwan tapi ditolak.
"Dulu pernah ada yang olok-olokan ke saya tapi saya tolak, mereka hanya ingin mengajukan dengan tujuan ini," kata Ramli di Kantor Wilayah Kemenkumham Jateng, Semarang, Kamis (3/1/2019).
Berdasarkan pengalaman tersebut, sekarang pihaknya melaksanakan tindakan preventif dengan menekankan jajarannya supaya ketat menyeleksi pemohon paspor atau dokumen ke luar negeri.
"Sebelumnya sudah tahu soal itu, kita sudah sampaikan ke jajaran jikalau berangkat ke Taiwan dalam rangka beasiswa lakukan pemeriksaan secara mendalam," tandasnya.
Ramli menyampaikan pihaknya juga melaksanakan pengecekan ke banyak sekali pihak termasuk ke KDEI Taipei. Namun hingga ketika ini belum ada laporan mahasiswa yang kerja paksa itu berasal dari Jawa Tengah.
"Belum tahu itu dari kantor imigrasi mana, katanya bukan di Jateng, sementara belum ada yang dari Jateng. Yang berangkat katanya lebih dari 300," pungkas Ramli.
Ketatnya seleksi pemohon paspor memang dilakukan oleh pihak keimigrasian di Jateng. Dari hasil seleksi, pada tahun 2018 setidaknya ada 459 paspor yang ditunda alasannya ialah ada dugaan pemohon akan bekerja sebagai TKI non prosedural.
"Kalau muncul dugaan acara bekerja secara nonprosedural maka imigrasi akan mengambil perilaku alasannya ialah sanggup berakibat tindak pidana perdagangan orang. Kita sudah melaksanakan penangguhan 459 permohonan paspor. Paling banyak yang mengajukan di kantor Wonosobo," jelasnya.
Seleksi itu dilakukan untuk mencegah adanya dilema bagi WNI di luar negeri ibarat menjadi korban perdagangan orang atau bahkan kerja paksa. Pekerja nonprosedural biasanya beralasan wisata dan ternyata di sana bekerja sehingga tidak melalui agen.
"Kita selektif bukan untuk mempersulit tapi untuk melindungi. Tujuan yang banyak antara lain Taiwan, Hongkong, Malaysia, dan Singapura," ujarnya.
Untuk diketahui, kabar mahasiswa praktik kerja paksa itu diberitakan media lokal Taiwan News. Seorang anggota dewan legislatif setempat berjulukan Ko Chih-en melaksanakan pemeriksaan terkait dugaan praktik 'kerja paksa' yang melibatkan enam kampus.
Berdasarkan penyelidikan Ko, ada 300 mahasiswa RI yang dipaksa bekerja di sejumlah pabrik. Salah satu daerah mereka dipekerjakan ialah pabrik lensa kontak.
Sumber detik.com
Belum ada Komentar untuk "Kadiv Imigrasi Jateng Pernah Diorder Kirim Mahasiswa Ke Taiwan"
Posting Komentar